Sabtu, 23 Juli 2011

PENYAMUN

Ya Allahh sungguh hambaMu saat ini mendekati putus asa. Hamba tahu ini cobaan yang kau beri kepada hamba dan keluarga. Tapi entah mengapa hamba merasa ujian ini sangat berat ya Allah. Ribuan tanya dalam benak hamba. Bukan maksud hamba untuk memprotes atas semua yang terjadi ya Allah. Tapi sebagai seorang hamba, hamba hanya ingin menguraikan semua yang ada dalam pikiran hamba dalam bentuk tulisan ini.
Sabtu, 4 juni 2011
Malam minggu yang akan menjadi malam kelabu bagi saya dan keluarga. Mama mendapat telepon dari adik saya. Kami mendapat kabar bahwa kamera yang dia punya hilang. Semua terasa begitu menghantam, udara sepertinya telah lenyap dimuka bumi ini. Saya, mama, papa dan om saya pergi menemui adik saya yang berada di rumah kayu. Ramai memang kondisi disana. Tapi tak ada sedikitpun simpati, solidaritas yang nampak. Tak ada yang menemani adik saya yang menangis, tak ada yang menenangkan adik saya. Dia menangis sendiri. Tanpa ada yang menenangkannya. Sedangkan teman-temannya yang lain asyik mengusahakan membeli goreng-gorengan, merokok dan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang dinamakan suatu solodaritas dalam suatu organisasi? Bahkan orang-orang yang dituakan di rumah tersebut terkesan menutupi apa yang sebenarnya terjadi, belakangan saya tahu bahwa profesinya adalah seorang pengacara. Wajar saja saya pikir. Seorang pengacara kan terbiasa membenarkan yang salah. Bukan maksud saya untuk mendeskriditkan profesi tersebut, karena keluarga dekat saya juga seorang pengacara. Tapi toh itu kebenarannya.
Dari kejadian ini semua Tuhan seperti membuka mata saya. Bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mempercayai orang-orang yang telah kita anggap sebagai keluarga. Karena seorang keluarga, sahabat dan teman yang baik itu semua tidak akan terjadi. Saya menyesal telah membangga-banggakan organisasi tersebut di depan teman-teman saya. Saya benar-benar menyesal telah membangga-banggakan mereka dan membiarkan adik saya bergabung di organisasi tersebut. tidak ada usaha tidak ada solidaritas. Orang-orang yang ada disana adalah para calon-calon penjilat ulung, yang akan tertawa terbahak-bahak ketika seseorang mengalami kejatuhan. Disana sarangnya para calon-calon penyamun. Mereka semua sepertinya memang sekongkol untuk menjatuhkan adik saya. Karena mungkin mereka iri atas semua prestasi yang adik saya raih. Bahkan setelah malam itu mereka melakukan suatu tindakan yang tidak pantas. Mereka berkarauke sedangkan adik saya harus menangis dirumah, orang tua saya harus tersiksa. Entahlah Tuhan saat ini saya hanya berharap tolong berikan mereka ganjaran yang pahit karena apa yang mereka lakukan benar-benar tidak manusiawi. Yang saya sesalkan adalah jika memang kamera tersebut hiang dicuri orang mungkin memag itu bukan rezeki kami. Tapi barang tersebut hilang karena diambil oleh teman adik saya sendiri. Saya kecewa, kecewa terhadapa diri saya sendiri. Entahlah Tuhan saya merasa ini tamparan keras dariMu. Karena mungkin selama ini saya salah membanggakan suatu organisasi. Saya malu.
Ya Allah maafkan jikalau semua yang hamba tulis ini adalah sebuah dosa karena menjelek-jelekkan suatu perkumpulan orang-orang yang tidak berguna. Tapi memang ini cara hamba untuk mencurahkan isi hati. Dari pada hamba menjelek-jelekkan didepan orang banyak. Ya Allah tolong berikan ketegaran kepada mama papa dan dino. Tolong kuatkan mereka ya Allah tegarkan kami semua sungguh hamba tidak ingin hanya karena ini semua kami berputus asa. Tolong bukakan mata hati dino bahwa mereka bukan orang baik yang patut untuk dijadikan sahabat. Mungkin ini cara Mu untuk mendewasakan dan membuka pintu hati dino tolong ya Allah. Hanya Kau yang tahu semua ini akan berakhir seperti apa. Tolong jangan buat kamu ber suuzon kepada Mu. Kuatkan kami semua Ya Allah. Sungguh tidak ada tempat meminta selain kepadaMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar