Minggu, 30 Januari 2011

PANGERAN KODOK


 
Masa SMA benar-benar masa-masa paling indah. Salah satu yang membuat masa SMA saya berbeda dari yang lain adalah seetiap hari, waktu pagi pergi sekolah dan siang pulang sekolah saya selalu bertemu dengan seseorang yang membawa mobil PW kodok berwarna coklat. Didalamnya ada seorang kakek yang setia mengantar dan menjemput cucunya pergi sekolah. Si cucu juga anak SMA. Karena intensitas pertemuan kami yang sering, menimbulkan rasa yang aneh di hati. Setiap melihat cucu sang kakek kejeniusan langsung terpancar dari matanya, terlebih kacamatanya menguatkan kesan jeniusnya.  entah mengapa walaupun kami tak pernah berbicara sebleumnya, dalam diam saya merasa kami berdua dekat. setiap bertemu dengannya selalu ada mimik muka yang berbeda saya tunjukkan kepadanya. saat saya bahagia maupun sedih, secara otomatis raut muka langsung menceritakan apa yang sedang terjadi dan saya merasa seakan-akan dia mengerti dan membalasnya walau hanya lewat diam. diam kami saya pandang memang benar-benar emas.

Setahun berlalu, semenjak naik kelas dua SMA dia mulai sering membawa mobil sendiri. Dan rasa yang tumbuh di hatipun semakin kuat. Walaupun hanya bisa melihatnya tak kurang dari sepuluh detik, tapi mampu membuat saya bersemangat untuk kesekolah. Begitupun waktu pulang, jika tidak ada jam tambahan disekolah saya selalu bergegas pulang untuk melihatnya walau hanya sekejap mata. Setiap hari saya memutar otak untuk bisa berkenalan dengannya, tapi mungkin memang belum saatnya kami untuk berkenalan semua rencana tidak ada yang berhasil terlaksana. Mulai dari melambat-lambatkan jalan saat menyebrang berjalan didepan mobilnya. Mencoba berjalan didekat kubangan air biar nanti kalau mobilnya lewat trus nggak sengaja nyipratin air kan ada kesempatan untuk kenalan hehehhehe... tapi yang terjadi malah kecipratan oleh mobil lain. Sialan tuh orang arrghhh.... kayak disinetron-sinetron ya ceritanya hehehee. Ada satu cara lagi yang pernah terpikir dibenak saya untuk bisa berkenalan dengannya. Kebiasaannya membuka kedua kaca mobil yang lebar memudahkan saya untuk berpura-pura melemparkan buku atau apalah barang-barang yang mudah melayang kedalam mobilnya. Namun itu tidak pernah saya lakukan, karena takutnya mengganggu konsentrasinya menyetir, kan bisa fatal akibatnya. Lagipula kalau seandainya yang terjadi hal-hal yang tidak diharapkan kan nggak enak juga, masa di marihin dipinggir jalan diliatin banyak orang kan malu. Dan akhirnya setiap hari saya hanya bisa memandangnya saja setiap pagi dan siang hari.

Tapi ada satu hari yang tak pernah saya lupakan, siang itu ketika pulang sekolah, ketika mau naik angkot saya melihatnya dari kejauhan. Ada yang tidak biasa dengan mobil tersebut. Mobil kuno yang biasanya terlihat dingin itu tiba-tiba ada kehangatan dan tawa didalamnya. Semakin dekat semakin jelas apa yang terjadi. Ada wanita cantik didalamnya, rambutnya hitam panjang menggunakan bandana. Tersentak melihat itu semua, walaupun air mata sudah hampir turun, hati mulai bergemuruh tapi untungnya saat itu kedewasaan segera menyergap. Ada bisikan bahwa “biarlah dia tertawa, lihatlah dia bahagia dan kamupun sepantasnya bahagia”. Dan saya berfikir beruntungnya wanita itu dapat duduk bersebelahan dengan pangeran kodokku. Beruntungnya dia dapat mewujudkan semua khayalan saya tentang pangeran kodok, seandainya wanita itu saya. (masih ngarep hehehee). Entahlah memang aneh, tapi ini bukan sinetron ini fakta yang saya alami. Setelah kejadian itu, saya merasa dia menghindar. Intensitas pertemuan kami di pagi dan siang hari berkurang.saya pun sedikit takut memandangnya, takut ketika melihatnya ada seorang wanita disampingnya. Takut hati ini sakit. Saya hanya mengasihani diri sendiri, menjaganya agar tidak jatuh terlalu dalam lagi.




Dan dengan berjalannya waktu. Semenjak naik kelas tiga saya sudah tidak pernah melihatnya melintas lagi. Saat itu saya benar-benar merasa kehilangan. Saya berfikir mungkin kini dia telah lulus SMA. Ruang kosong dihati tercipta. Rasa sakit saat melihatnya dengan wanita lain ternyata tidak begitu sakit ketika harus menghadapi kenyataan bahwa sekarang kami akan jarang atau bahkan tidak akan bertemu lagi. Mulai saat itu saya mencari informasi tentangnya. Bukan berarti sebelumnya saya tidak berusaha mencari informasi tentangnya namun sekarang intensitas pencariaannya lebih meluas dan sering. Saya ceritakan semua tentangnya kepada teman-teman SMA yang pulang satu arah dengan jalan yang sering dilaluinya namun hasilnya nihil. Sayapun mencari informasi tentangnya ke semua teman-teman saya yang bersekolah di tempat lain. Namun semuanya nihil, kosong. Menghadapi itu semua saya benar-benar merasa sendiri. Buku diary saya penuh tentangnya selama satu bulan. Bahkan air matapun turut jatuh. Semangat saya, keceriaan saya sempat hilang terlebih sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional. Rasa ingin sekali bertemu dengannya begitu membuncah. Tapi apa daya kami memang tidak ditakdirkan untuk bertemu dan berteman. Hingga kini, setiap melintasi jalan yang sering kami lalui bersama dulu ingin rasanya mengulang waktu dan nekat untuk berkenalan dengannya. Dan setiap melihat mobil kodok rasanya ingin sekali menanyakan kepada sang pemilik apakah dia orang yang sering saya temui dulu. Apakah bapak dulu mempunyai anak laki-laki yang sering membawa mobil ini pergi kesekolah. Hmmm... Pangeran kodokku !


Walaupun menyisakan penyesalan karena tidak berani berkenalan dengannya. Dan ketika saya mengulas cerita ini kembali saya menyadari bahwa rasa ini mesib belum berubah, tidak berkurang sedikitpun. Ada satu pertanyaan dihati, selama hampir dua tahun kita bertemu, pernahkah kau melirikku sekali saja? Adakah kau juga merasakan hal yang sama? Atau pernahkah kau Ingin berkenalan denganku, berteman denganku my frog prince? Hingga kini setiap mengulas kembali cerita tentangnya hati, otak dan mata kompak. Hati bergemuruh mengungkapkan kerinduan kepadanya. Otak kembali memutar memori-memori yang telah kami lalui bersama. Dan mata mengintepretasikan dari keduanya mengeluarkan air mata. Miris memang, tapi memang inilah fase hidup yang harus saya lalui. Masa SMA saya harus dilalui dan dipaksa untuk mengingatnya selalu sebagai bagian hidup saya yang tidak akan pernah terlupakan.

7 komentar:

  1. hahaha......selamat y dek
    akhirnya cerita itu d posting jg

    P.F.

    BalasHapus
  2. preeeeeeeeeeeett gara-gara dirimu semuanya jadi go public hahahahahahaaaa

    BalasHapus
  3. hahahaha, dpp la dek
    berbagi pengalaman lah

    BalasHapus
  4. next posting, rencananya mau cerita ttg spo dek ??

    BalasHapus
  5. tentang kau kk... gek ku ceritoi galo tenang beee,,,, di tunggu eee kwkwkwkwkw

    BalasHapus
  6. hmmmm kk panjiiiiiiiiiiii aq luad nian dgn uong itu.. td ketemu dio liatin aq trus senyumnyo ngeremehin nian,,, sengak nian pokoknyo....
    aidaaaaaah LUAD.....

    BalasHapus