Minggu, 20 November 2011

BAB 1 "ALCIA"

Palembang 12 Desember 2010
"Mau berapa lama lagi lo nangis-nangis kayak gini kak?"
sahut Bela mengejutkan Nina yang sedang menangis di kamarnya. Nina tersentak kaget melihat Bela adiknya tiba-tiba sudah berada di kamarnya.
"Lo tau sopan santun nggak sih? masuk kamar orang seenaknya"
"Terserah, tapi lo jangan gini terus dong kak,,,, mau sampai kapan? buka donk mata lo. dunia ini luas, manusia dibumi ini banyak bukan cuma Rayi. sebulan lo nangisin dia kak, tapi pernah nggak sih lo berpikir kalo Rayi ngelakuin hal yang sama kayak lo?"
Bela mencoba menahan emosinya, berusaha bicara selembut mungkin terhadap Nina. Sudah sebulan ini dia menyaksikan sang kakak Nina selalu menangis semenjak ditinggal seorang yang disayanginya kuliah (tanpa pamit) ke Yogya. Air mata Nina terus mengalir setiap kesendirian menyergapnya. Nina selalu berhasil nampak bahagia di depan teman-temannya namun dibelakang itu semua air matanya jatuh. shock harus menghadapi kenyataan bahwa kini hari-harinya tidak akan diisi oleh Rayi lagi. kini sebulan sudah Rayi pindah ke Yogya, dan selama satu bulan pula Nina belum berhasil menghilangkan dukanya kehilangan Rayi.
"selamanya,,, selamanya gue bakal terus kayak gini....-"
'PRAAAKK......'
belum sempat Nina melanjutkan kalimatnya, sebuah tamparan melayang ke pipinya yang telah basah dengan air mata. Refleks karena kejengkelan Bela terhadap sang kakak kini benar-benar telah memuncak. lalu Bela memeluk Nina erat.
"Maapin gue kak, tapi gue udah nggak kuat lagi liat lo kayak gini. gue kangen lu yang dulu....."
mereka pun menangis bersama, hanyut dengan rasa yang tak karuan.
-----------------------------
Palembang, 12 novermber 2010

"kak tadi mas rayi datang, dia nitipin ini sama gue, katanya buat lo. dia juga tadi datangnya pagi-pagi banget sambil bawa koper, emang mau kemana si dia?"
"surat? pergi? hmmmm tumben banget tuh anak, gue juga nggak tau Bel"
tanya Nina bingung sambil melihat surat berwarna biru bergambar mickey mouse.
perlahan Nina membuka dan membaca surat dari Rayi. tentu dengan sejuta tanya yang ada di benaknya.

"Dear my best sister Nina

Nin maapin gue sebelumnya yang nggak pernah bilangin ini semua sama lo. lo tau kan saat ini gue lagi terpuruk karena cinta gue yang udah pergi untuk selamanya. Ia maksud gue Icha. semenjak kepergian Icha gue ngerasa hidup gue hampa banget. terus menerus bertahan dikota ini akan terus ngingetin gue sama Icha. setiap sudut kota ini selalu ngingetin gue sama Icha. dan udah nggak ada lagi tempat untuk gue hidup tanpa bayang-bayang Icha. lo juga tau kan kecelakaan yang merenggut nyawa Icha itu disaat dia mau mesen cincin pertunangannya dia sama Rendi. dan itu berarti selama gue pacaran sama Icha, dia juga menjalin hubungan yang lebih serius sama Rendi dibanding sama gue. itu semua ngebuat gue lebih down dan terpuruk lagi Nin.

Oleh karena itu, hari ini pesawat pertama gue berangkat ke Yogya. gue pindah kuliah kesana. Lo jaga diri baik-baik ya sist, gue makasi banget selama tiga bulan terakhir lo udah setia banget nemenin gue. ngasih semangat gue. pokoknya makasih banyak banget Nin. lo sahabat plus adek gue yang terbaik pokoknya. gue nggak akan pernah ngelupain jasa-jasa lo. semua tentang lo nggak akan pernah gue lupain. lagi pula kita juga masih bisa komunikasikan. kebiasaan kita chatting tiap malem juga nggak akan pernah putus Nin. di twitter juga gue akan selalu mention elo Nin.....
pokoknya di surat ini gue mau ngucapin ribuan terimakasih banyak buat elo Nin. you are my dear sister....
gue tau lo nangis baca nih surat, tapi please jangan terlalu nangisin gue ya hehehehehe...
okeee dehhh sampai jumpa lagi yaaa sist.....
babaay...
oiaa tuh gue kirimin cap bibir gue spesial buat lo, hahahahahhaaa

sebenernya gue mau nulis lebih banyak lagi tapi gue takut lo marah-marah kayak di chat, so babayyyy... miss u

by rayi (-orang ganteng sedunia- ^_*)


"jam berapa sekarang bel?"
"jam sebelas kak, kenapa? ada apa? emang itu surat apaan kak?"
bella mendekati nina, raut muka nina berubah suram. air mata tak mampu lagi di tahan olehnya. kesendirian menyergapnya tiba-tiba.
semenjak menerima surat itu, kehidupan Bella berubah. Tindakan Rayi yang meninggalkannya tanpa pembicaraan terlebuh dahulu membuat Bella shock. Karena tanpa disadarinya hatinya telah jatuh kepada Rayi. 

 Palembang, 6 juni 2010

Saat cinta Rayi tulus hanya diberikan kepada Ica, hal yang tidak terduga terjadi. Ica mengalami kecelakaan mobil bersama Rendi sahabat Rayi dari SMP. Mobil mereka masuk ke dalam sebuah selokan besar ketika Rendi berusaha menghindari pengendara motor yang tiba-tiba muncul dari arah berlawanan. refleks Rendi membanting stir ke kiri namun laju mobil yang tak terkendali menyebabkan mobil yang mereka bawa jatuh kedalam selokan yang berukuran besar. Rendi meningal di tempat. Sedangkan Ica mengalami koma selama satu hari terlebih dahulu lalu otaknya mengalami pendarahan fatal. setelah satu hari koma Ica menghembuskan nafas terakhirnya. 
Rayi yang saat itu setia menemani Ica di saat terakhirnya merasakan kebingungan dan kesedihan yang luar biasa. bingung karena saat itu ia ingin sekali marah karena telah di khianati oleh sahabat dan pacarnya sendiri. namun kesedihan yang mendalampun menyergap ketika dia harus mendapati sahabat dan pacarnya meninggalkannya diwaktu yang bersamaan. dan disaat itu muncul Nina.Nina merupakan sepupu Ica, Ica mengenalkan Nina kepada Rayi ketika mereka secara tak sengaja bertemu di acara ulang tahun sahabat Nina yaitu Keiko. dimana Keiko juga merupakan salah satu teman baik Rayi. Dan saat Ica pergi untuk selamanya untuk ke dua kalinya Nina bertemu dengan Rayi. 
Saat mengetahui Ica meninggal Ninan pun ikut menjadi bingung. Nina taunya pacar Ica itu Rayi, namun carita yang didengarnya malah berbeda. sepupunya itu malah meninggal bersama laki-laki lain yang lebih parahnya mereka meninggal di saat keduanya ingin memesan cincin pertunangan. 'apa selama ini Ica selingkuh ya?' Nina membatin.
Setelah pemakaman Ica, Nina selalu memperhatikan Rayi. Rayi yang begitu terpukul, Rayi yang nampak memendam amarah namun amarah itu tak dapat ia luapkan karena orang-orang yang menyakitinya meninggalkannya secara bersamaan. namun juga tersirat raut kesedihan diwajahnya. kesedihan yang mendalam. matanya yang memerah, tulang pipinya yang dikatup keras. saat itu nina memberanikan diri mendekatkan diri kepada Rayi.
"hai, masih inget sama gue?"
"hai, iya" Rayi senyum seadanya tanpa mau menatap Nina.
"Gue tau lo pasti kaget banget atas semua yang terjadi. terlebih kenyataan Ica mau tunangan sama Rendi pasti ngebuat lo sakit dan terpukul banget. iya kan?"
"lo tau semuanya?" jawab Rayi dingin.
"nggak, gue juga baru tau ini semua waktu Ica baru kecelakaan, gue juga kaget banget. gue sedikit nggak nyangka, kok bisa Ica ngelakuin ini semua" Nina berkata polos.
"SEDIKIT NGGAK NYANGKA?" Nada Rayi meninggi.
'upps salah ngomong gue! mati gue!' Nina salah tingkah.
"eum maksud gue nggak nyangka aja, lagian semua kan emang punya kemungkinan-kemungkinan yang nggak pernah terpikirkan sebelumnya.... aduh ngomong apa sih gue... udah lupain aja ya, maafin gue jadi ngengganggu lo" Nina makin salah tingkah.
"Yaudah nggak papalah, wajar lo juga pasti kaget dengan apa yang sepupu lo lakuin kan. sama kayak gue" kata Rayi tulus.
"maafin dia ya, dia anak baik, pasti ada alasan yang ngebuat dia ngelakuin ini semua. dan gue mau cari tau itu semua. gue tau Ica dari kecil" Nina berbicara menggebu-gebu
"udahlah semua udah kejadian, mereka emang cinta sejati sehidup semati" kata Rayi lemah.
Nina terdiam sejenak mendengar perkataan Rayi. iya, mereka memang cinta sejati. namun ucapan Rayi yang merelakan begitu saja membuat Nina gemas. Nina tetap ingin mengetahui penyebab Ica menduakan Rayi. dalam hal ini yang perlu diketahui terlebih dahulu siapa yang sebenarnya diduakan. apakah Ica berpacaran lebih dulu dengan Rayi atau dengan Rendi? siapa yang diduakan oleh Ica, Rendi atau Rayi. hmmm.....untuk saat ini biarlah dia mencari tahu penyebabnya sendiri dulu. nanti disaat situasinya tidak terlalu sedih lagi barulah Nina membicarakan hal ini kepada Rayi.
Dua minggu setelah kepergian Ica, Nina masih rajin mengunjungi rumah Ica. Hubungan keluarga mereka memang dekat. mama Nina dan Ica adik kakak. sejak kecil mereka dilatih untuk selalu peduli dengan kesusahan orang lain, terlebih untuk selalu peduli kepada keluarga yang sedang ditimpa musibah seperti saat ini. Nina memanggil mamanya Ica dengan sebutan Mama Ica artinya mamanya Ica. berhubung Ica anak tunggal, Nina dan Bela beserta sepupu-sepupu mereka yang lain memanggil mamanya Ica dengan sebutan mama ica. karena anakya mama Ica satu-satunya hanya Ica. hampir setiap hari Nina dan sepupu-sepupunya yang lain berkumpul untuk mengirimkan doa kepada Ica. setiap malam mereka berdoa dan mengenang Ica. Ica yang manja, Ica yang takut dengan gelap, Ica yang polos, Ica yang banyak maunya namun tak sungkan berbagi dengan orang yang tak seberuntung mereka. Ica yang cerewet namun tak sungkan menerima kritikan orang lain, Ica yang tak malu untuk belajar masak walau semua hasil masakannya selalu dibawah rata-rata kelezatan sebuah standar makanan yang nggak enak. sekarang tinggal kenangan. nggak ada lagi Ica. dan malam tepat dua minggu kepergian Ica lima orang sepupu Ica termasuk Nina berkumpul dikamar Ica. belum ada yang berubah dari kamar ini. tetap bernuansa ungu putih. meja hias yang penuh perlengkapan perawatan untuk cewek mulai dari perawatan rambut, muka, tubuh, kuku semuanya lengkap.
"Kak Ica tuh panutan gue banget dalam merawat tubuh" ucap Shasa salah satu sepupu Ica dan Nina, Shasa yang baru memasuki dunia SMA memang banyak bertanya mengenai perawatan tubuh kepada Ica. karena Ica memang dikenal yang paling mahir merawat tubuh.
"tapi nggak untuk hal masak-memasak, kan?" tanya Bella, mereka tertawa miris. betapa kini mereka harus menerima bahwa mereka harus kehilangan salah satu anggota keluarga yang paling mereka cintai. mereka berbaring di tempat tidur Ica. memandang kelangit-langit kamar yang dihiasi lampu-lampu kecil warna-warni berbentuk bulan dan bintang. 
'seandainya kita nggak tinggal berjauhan dan sering ketemu mungkin ica nggak akan ngelakuin ini semua' batin Nina ditengah keheningan yang terjadi di kamar Ica. Nina beranjak dan mendekati meja belajar ica. setau Nina, ica sangat suka menulis, itu berarti Ica pasti punya buku diary, pasti ica nulis semuanya di buku diarynya ica. gerakan Nina yang spontan menarik perhatian ke empat saudaranya yang lain.
"kenapa kak?" tanya Bella yang ikut-ikutan berdiri mendekati Nina.
"lo ingetkan waktu itu gue cerita, waktu ulang tahun keiko gue ketemu Ica sama cowoknya"
"Iya inget, trus??"
"Nah waktu itu cowoknya itu Rayi bukan Rendi"
"jadi menurut lo Ica selingkuh" sambung Andreas, sepupu mereka yang tinggal di Bogor nyambung mendengar percakapan Nina dan Bela.
"Bisa jadi" jawab Nina singkat. melihat tatapan aneh saudara-saudaranya itu. Nina pun menceritakan apa yang terjadi . hingga larut malam Nina menceritakan semuanya. adu argumentasi dan spekulasi pun terjadi. hingga akhirnya kesepakatan terjadi. berhubung andreas, shasa sama maya tinggal di luar kota mereka cuma bisa bantu mengumpulkan informasi dari tulisan-tulisan Ica yang ada di blog ataupun jejaring sosial yang lainnya. mencari kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan ica melakukan hal tersebut. sedangkan Nina sama Bella menyelediki dengan mencari tahu penyebabnya melalui Rayi dan teman-teman dekat Ica.

"besok kita balik ke Bogor nih, jadi waktu peringatan 40 harinya ica kita baru ketemu lagi" Maya yang juga merasa penasaran dengan apa yang terjadi membuatnya enggan untuk pulang kekota tempatnya tinggal.
"Ya mau gimana lagi dek, kondisi kita emang kayak gini" saut Andreas kakak maya.
"Pokoknya waktu empat puluh harinya Ica kita harus udah tau ya penyebabnya ica ngelakuin itu semua" perintah Nina, Nina paling tua diantara mereka berdua.
"iyaaa..." saut mereka bersamaan.
sudah larut malam. mereka tertidur dikamar Ica dengan berjuta tanya di hati dan otak. tak sabar menunggu esok. mencari semua kebenaran yang terjadi. Hanya Nina yang masih terbangun, ia kembali beranjak dan mencari-cari buku hariannya Ica. dan...
"BRUUUKK...."
sebuah buku agenda bersampul ungu muda terjatuh. Nina membuka agenda tersebut. dihalaman pertama terdapat foto keluarga besar mereka. foto itu diambil setahun lalu ketika keluarga besar mereka berkumpul untuk merayakan idul fitri bersama. dibawah foto terdapat tulisan yang membuat hati Nina terenyuh
"heiii mereka keluarga besarku, satu harapanku adalah aku yang meninggalkan mereka terlebih dulu biar aku tak merasakan sedihnya kehilangan mereka"

Dan dibawah samping kanan tulisan tangan Ica kembali didapati yaitu :
"ALICIA PRATIWI DIARY'S
THIS BOOK IS MY LIFE
THIS BOOK IS MY SECRET"
Air mata Nina terjatuh, kemudia seorang menepuk pundaknya perlahan. 

"mau tau siapa yang menepuk pundak Nina dan apa yang mereka dapati didalam buku harian Ica?  stay tune terus disini yaaaaa :)" 

3 komentar:

  1. Tema nya menarik :)
    Bikin org penasaran sama alasan si Ica yg katanya baik tapi kok malah selingkuh?

    Tapi.. hehehe
    Ada bagusnya wkt ceritain kenangan sama ica (flashback) dibuat kejadian sesungguhnya, jadi bukan cuma deskripsi.
    Alur sama setting waktu nya lbh diperhatiin lagi ya sayang :))

    Btw, siapa yg nepuk pundak Nina?
    *penasaran*

    BalasHapus
  2. mami thanks for comin in my blog
    siiiip mam nanti tak perbaiki lagi :))
    maklum lagi dalam masa belajar mi :)

    kalo masalah yang nepuk pundak nantikan cerita selanjutnya ya mi :D

    BalasHapus